Kamis, 31 Oktober 2019

Fitnahnya Fitnah | Perang Wacana Kenaikan Harga BBM

Mantan KA UPTD
Baru pertama kali membuka akun twitter setelah sekian bulan tidak ditengok lagi karena kesibukan. Ketika membuka twitter ada akun tokoh terkenal yang saya ikuti mengunggah poster 'tandingan' terhadap wacana kenaikan harga bbm.

Dilihat dari kebijakan publik, jelas ini penting dan 'mungkin' diseting oleh pemerintah. Entah melalui kementerian apa atau tim khusus di luar kementerian yang memang menjadi 'tim khusus' pembela pemerintah.

Berikut ini saya unggah poster digital yang diunggah oleh salah satu tokoh di twitter (mungkin juga hasil forward dan share).

(Catatan: Poster digital yang saya unduh dari twitter sebatas yang berwarna hijau)

Dalam memahami wacana perlu juga diketahui latar belakang penuturnya. Kata Sujiwo Tejo, melalui akun twitternya, dalam memahami pendapat orang harus diketahui kowe sopo, milu sopo, oleh opo. Pendapat Sujiwo Tejo ini, menyiratkan bahwa sebuah wacana harus dipahami secara komprehensif.

Kowe sopo, milu sopo, oleh opo menyiratkan posisi pembuat wacana. Dalam hal poster digital tentang 'Fitnah' Pemerintah Menaikkan Harga BBM. Orang (tokoh) yang menyebarkan poster digital tersebut adalah mantan tim sukses Jokowi saat pilpres, sekarang kabarnya dia menjadi komisaris salah satu BUMN.

Sekarang kita tahu, penyebar wacana poster digital tersebut. Dia orang pemerintah (pendukung pemerintah), dia dapat jatah pekerjaan.

Selanjutnya, kita bahas isi wacana poster digital tersebut. Berikut ini disalin secara lengkap:

FITNAH: PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM

FAKTANYA: PEMERINTAH TIDAK MENAIKKAN HARGA BBM BERSUBSIDI  (SOLAR DAN MINYAK TANAH, PREMIUM RON 88)

YANG NAIK ADALAH BBM NON SUBSIDI SEPERTI PERTAMAX, PERTAMAX PLUS, PERTALITE, DAN PERTAMINA DEX, SESUAI HARGA PASAR

Ada kerancuan dalam wacana di atas. Pernyataan pemerintah menaikkan harga BBM 'dituduh' FITNAH. Sementara fiitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan orang).

Dapat disimpulkan bahwa, fiitnah berarti berita bohong, yang sekarang ngetren dengan istilah hoax. Padahal kenaikan harga BBM adalah fakta. Bahkan dalam wacana tersebut juga ditulis, YANG NAIK ADALAH....

Ini logikanya bagaimana?

Dituduh Fitnah, kemudian dijilat sendiri ludah yang telah ditumpahkan, tanpa menunggu ganti baris, hanya dalam satu wacana.

Pernyataan: Pemerintah Menaikkan Harga BBM adalah fakta, meskipun tidak lengkap. Yang bohong adalah si pembuat wacana yang mengatakan: FAKTANYA.

Ini hanyalah masalah sudut pandang, tetapi perlu diyakini juga bahwa pembuat wacana adalah pihak profesional, bukan meme yang dibuat sekenanya. Buktinya kualitas desain yang sangat baik.

Ketika orang-orang profesional sudah saling tuduh dengan kata-kata negatif mau jadi apa negara ini.