Minggu, 26 April 2020

Membuat Motif Jumputan Sederhana

Mantan KA UPTD
Indonesia mengenal seni ikat celup (tie dye) sebagai salah satu bentuk seni tradisional. Di Indonesia sendiri, kain jumputan dikenal dengan nama yang berbeda-beda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya kain Pelangi, di Kalimantan dikenal dengan istilah Sasirangan, dan di Sulawesi dikenal dengan nama kain Rotto

Jumputan adalah salah satu teknik pembuatan motif di atas kain yang dilakukan dengan cara mengisi kain, melipat kain dan mengikat kain dengan cara tertentu. Kain yang telah diikat kemudian dicelupkan pada larutan zat warna sehingga diperoleh paduan warna yang menarik.

Kain dengan motif jumputan ini banyak ditemukan di daerah Surakarta dan D.I. Yogyakarta. Proses pembuatan kain ini sangat mudah dan hanya dengan mengikat kain dan melakukan pencelupan pada zat warna maka akan tercipta kain bermotif jumputan yang bisa dibuat selendang, angkin.

Sesuai perkembangannya pada saat ini kain jumputan sudah banyak dibuat pakaian seperti daster, kaos oblong, kebaya dan baju pesta yang mewah. Pada prinsipnya untuk membuat motif kain dengan teknik jumputan adalah dengan menentukan bagian yang ingin diberi warna dan bagian yang tidak ingin diberi warna.

Untuk bagian yang tidak ingin diberi warna dengan cara menutupnya dengan plastik, sedangkan untuk bagian yang ingin diberi warna dengan cara membiarkannya tidak terikat dan tertutup plastik. Untuk menghasilkan warna yang berbeda diperlukan proses pewarnaan beberapa kali.

Macam Teknik Jumputan
Dalam pembuatan teknik ikat jumputan, terdapat berbagai motif teknik ikat dasar. Berikut ini merupakan beberapa macam teknik jumputan dan cara mengikatnya :
 sebagai salah satu bentuk seni tradisional Membuat Motif Jumputan Sederhana
  1. Teknik Ikatan Tunggal. Motif yang terbentuk dari ikatan ini adalah bentuk lingkaran bergerigi. Cara pembuatannya adalah dengan cara menjumput dan mengikat bagian dasar tersebut.
  2. Teknik Ikatan Silang. Motif yang dihasilkan adalah seperti pola ledakan matahari.. Cara pembuatannya adalah dengan memulai membuat ikatan tunggal. Ikatlah dasarnya, lalu buatlah ikatan spiral menuju puncak.
  3. Teknik Ikatan Mawar Ganda. Teknik ini akan membentuk motif pola ikatan konsentris. Cara pembuatannya adalah dengan cara menjumput kain seperti membuat ikatan tunggal. Peganglah dasarnya dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian tekan kain diantara kedua jari itu ke bawah, kemudian diikat.  
  4. Teknik Ikatan Garis. Teknik pengerutan dapat memberikan motif pola marmer pada hasil akhirnya. Cara pembuatannya adalah dengan mengerutkan kain secara tidak teratur dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegangi bekas kerutan tersebut. Ikat kain kuat-kuat agar tidak terurai.
  5.  Teknik Pengerutan (Marbling).Teknik pengerutan dapat memberikan motif pola marmer pada hasil akhirnya. Cara pembuatannya adalah dengan mengerutkan kain secara tidak teratur dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegangi bekas kerutan tersebut. Ikat kain kuat-kuat agar tidak terurai.
  6. Teknik Ikatan Ganda. Motif ini disebut juga motif chinesse pine, yang berbentuk pola lingkaran berulang yang dapat dibuat satu atau dua jalur pada masing-masing lingkaran. Cara pembuatannya adalah dengan membuat kerutan pada pusat yang diinginkan, kemudian diikat secara bertahap sesuai jarak yang dikehendaki. 
  7. Teknik Mengikat Benda. Motif lingkaran-lingkaran kecil ini dapat menggunakan kerikil, logam atau mutiara. Dengan penggunaan bahan pengisi bermacam bentuk atau ukuran akan menghasilkan motif yang tidak beraturan tetapi unik. Cara pembuatannya adalah dengan meletakkan dan mengikat benda pada media yang diinginkan.
  8. Teknik Jelujur. Motif jelujur merupakan proses ikat yang lebih lama dan rumit. Cara membuatnya adalah dengan menjelujur pada bagian motif yang diinginkan kemudian dikerut dan diikat. Misalnya membentuk motif gelombang, obat nyamuk dll

A. Alat dan Bahan
Beberapa Alat dan Bahan yang digunakan dalam proses membuat motif hias jumputan sederhana antara lain sebagai berikut.
  1. Kain blacu
  2. Kompor dan Panci
  3. Batu kecil atau batu-batuan
  4. Benang
  5. Tali kur
  6. Pewarna Kain (wantek)
  7. Gunting
  8. Kayu untuk pengaduk
  9. Plastik
B Langkah Langkah
Kainjumputan disebut juga batik celup ikat karena proses pembuatannya dengan cara mengikat beberapa bagian kain yang ingin diberi motif kemudian diberikan pewarna. Berikut ini langkah-langkah membuat  motif jumputan.
 sebagai salah satu bentuk seni tradisional Membuat Motif Jumputan Sederhana
  1. Buatlah motif pada kain blacu. Masukan batu kecil atau biji-bijian ke dalam pola yang telah dibuat. Pola yang telah batua atau biji-bijian kecil dilapisi plastik lalu diikat dengan tali kur dan usahakan serapat mungkin sehingga air tidak bisa masuk ke dalam ikatan.
  2. Masaklah air kira-kira 2 liter dalam panci hingga mendidih.
  3. Masukan wantek/zat pewarna kain ke dalam panci dan aduklah sampai rata.
  4. Kain blacu yang telah dipersiapkan dimasukan ke dalam air yang telah diberi zat pewarna. Kain diaduk-aduk dan dibolak-balik agar warnanya rata. Kemudian angkatlah panci dari atas kompor.
  5. Angkatlah kain dan jemurlah, setealh agak kering ikatan-ikatan tali kur dibuka.
  6. Kain balacu kemudian dibilas dengan air bersih sampai airnya tidak berwarna lagi
  7. Langkah terakhir jemurlah kain sampai kering

Teknik jumputan memiliki nilai keindahan tersendiri. Keunikan motif dan hasil pewarnaanya sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dari pengrajinnya. Sementara hasil motif dan warna yang nampak tergantung dari bahan baku kain, teknik, kreasi, dan zat warna yang digunakan. Keunikan lainnya yaitu pengerjaan motif yang sama bisa jadi memiliki hasil akhir yang berbeda, atau bisa dikatakan motifnya limited edition. Hal tersebut dikarenakan proses celup rintang yang digunakan sebagai proses pewarnaan memungkinkan untuk menghasilkan motif yang berbeda-beda, walaupun dalam satu motif yang sama.