ARYA TUHAYATA adalah patih negara Mandaraka sejak jaman pemerintahan Prabu Mandradipa. Jabatan tersebut terus dipegangnya hingga masa pemerintahan Prabu Mandrapati dan Prabu Salya. Ia berwatak sangat jujur dan sangat patuh kepada kewajibannya serta setia terhadap raja serta negara.
Arya Tuhayata sangat mahir dalam ilmu pemerintahan dan kenegaraan. Ia juga ahli dalam ilmu keprajuritan, sakti dan menguasai berbagai tata gelar perang. Pada awal perang Bharatayuda antara keluarga Kurawa dan Pandawa, ia terpaksa mengikuti kemauan Rukmarata, putra bungsu Prabu Salya dengan Dewi Pujawati, pegi menonton jalannya pertempuran ke Tegal Kurusetra. Mereka menonton dari luar garis pertempuran. Tuhayata telah mencoba memperingatkan dan mencegah tindakan Rukmarata yang berbuat usil mengganggu jalannya pertempuran. Namun nasehat dan larangannya tidak diindahkan oleh Rukmarata. Dengan sikap iseng, Rukmarata melepaskan anak panahnya ke arah tubuh Resi Seta, senapati perang Pandawa. Akibatnya membuat Resi Seta mengamuk, Rukmarata terbunuh, tubuhnya hancur bersama kereta kendaraannya karena dihantam gada Kyai Pecatnyawa oleh Resi Seta.
Merasa bertanggung jawab akan keselamatan dan kehormatan junjungannya, Tuhayata maju menghadapi Resi Seta. Ia akhirnya tewas dalam perempuran , tubuhnya hancur dihantam gada Kyai Pecatnyawa.